Makalah Psikoterapi dalam Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan pendapat ahli jiwa, bahwa yang
mengendalikan tindakan seseorang adalah kepribadiannya. Kepribadian terbentuk
dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaluinya. Bahkan sejak dari kandungan
pun telah menerima berbagai pengaruh terhadap kelakuan dan kesehatan mental.
Untuk itulah perlu adanya bimbingan dan pengajaran serta penanaman nilai-nilai
agama Islam dan pembiasaan-pembiasaan yang baik sejak lahir. Hal tersebut
dimaksudkan agar dapat membentuk kepribadian manusia yang berakhlak karimah
yang sesuai dengan ajaran agama. Karena kepribadian merupakan kebiasaan yang
mendapatkan keterampilan-keterampilan gerak dan kemampuan untuk meggunakan
secara sadar.
Islam merupakan sumber utama dalam
membentuk pribadi seorang muslim yang baik. Dengan berlandasankan Al-Quran dam
As-Sunnah, Islam mengarahkan dan membimbing manusia ke jalan yang
diridhoi-Nya dengan membentuk kepribadian yang berakhlak karimah. Sebagaimana
sabda Rosulullah SAW: sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia. Nabi diutus oleh Allah untuk membimbing dan
mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga sebagai figur
psikolog yang sangat mampui dalam memecahkan berbagai permasalahan
yang berkaitan dengan jiwa manusia agar manusia terhindar dari segala
sifat-sifat yang negatif.
Oleh karena itu, manusia diharapkan dapat
saling memberikan bimbingan dan memberi pertolongan sesuai dengan kapasitasnya,
sekaligus memberikan agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi
masalah dan kehidupan yang sebenarnya. Dengan pendekatan Islami,
maka pelaksanaan psikoterapi akan mengarahkan klien kearah kebenaran dan juga
dapat mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk menuju
kepribadian yang berakhlak karimah yang telah terbenahi oleh nilai-nilai ajaran
Islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud psikoterapi islam ?
2.
Apa
saja macam – macam psikoterapi islam ?
3.
Apa
tujuan dari psikoterapi islam ?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui apa definisi psikoterapi islam
2.
Untuk
mengetahui macam – macam psikoterapi islam
3.
Untuk
mengetahui tujuan dari psikoterapi islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikoterapi Islam
Secara harfiah psikoterapi berasal dari kata psycho yang
berarti jiwa dan therapy yang berarti pengobatan.[1]
Psikoterapi juga dapat diartikan sebagai pengobatan pikiran, atau lebih
tepatnya pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis.
Beberapa ahli ada yang mendefinisikan psikoterapi adalah sebagai
proses formal interaksi antara dua orang atau lebih, dengan salah satu
berposisi sebagai penolong dan yang lain sebagai yang ditolong dengan tujuan
perubahan atau penyembuhan.
Wolberg(1967 dalam Phares dan Trull, 2001) memberikan definisi
psikoterapi sebgai bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang bersifat
emosional, dimana seorang yang terlatih secara sengaja membina hubungan
profesional dengan seorang klien dengan tujuan menghilanhkan, mengubah,
memperlambat perilaku yang mengganggu dan meningkatkan pola perilaku yang
positif.
B.
Macam – macam Psikoterapi Islam
Dari uraian definisi psikoterapi diatas jika dikaitkan dengan
Islam, maka dapat disimpulkan ada tiga macam psikoterapi islami :
1.
Terapi
Dzikir
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّـهَ قِيٰمًا
وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ
وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بٰطِلًا سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ :١٩١
Artinya : (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran : 191).
a. Tafsir Al – Azhar
Disini bertemulah dua hal yang tidak
bisa dipisahkan, yaitu dzikir dan fikir, difikirkan semua yang terjadi itu,
maka lantaran difikirkan timbullah kesimpulan dari berfikir, yaitu bahwa semua
itu tidaklah terjadi sendirinya, melainkan ada Tuhan sang Maha Pencipta, itulah
Allah. Oleh karena memikirkan yang nyata, teringatlah kepada yang lebih jelas
nyata. Diujung ayat 191 surah Ali Imran ini terdapat do’a tersebab dzikir dan
fikir. “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau jadikan (semuanya) ini dengan sia - sia.”[2]
b. Tafsir Al – Maraghi
Ulul Albab adalah orang – orag yang
mau menggunakan pikirannya, mengambil faedah darinya, dan mengambil hidayah
darinya, menggambarkan keagungan Allah dan mau mengingat hikmah akal dan
keutamaannya. Mereka adalah orang – orang yang tidak melalaikan Allah dalam
sebagian besar waktunya. Mereka merasa tenang dengan cara mengingat Allah dan tenggelam
dalam kesibukan mengoreksi diri secara sadar bahwa Allah selalu mengawasi
mereka. Dengan hanya berdzikir kepada Allah, hal itu masih belum cukup untuk
menjamin hadirnya hidayah. Tetapi harus dibarengi dengan memikirkan keindahan
ciptaan dan rahasia – rahasia ciptaannya.[3]
Salah satu ciri ulul albab adalah
orang yang senantiasa berdzikir dan berfikir. Objek berfikirnya adalah
sedangkan objek berfikirnya adalah alam dan segala isinya. Dengan
demikian, untuk bisa dekat dengan Allah maka alat yang digunakan adalah hati
atau qalbu. Sedangkan alat yang dipakai untuk mengenal alam ciptaan Allah
adalah akal fikiran. Berdzikir bukanlah perbuatan yang sia – sia, dzikir dapat
menjadi obat bagi berbagai macam penyakit hati.
c. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an
Ulul albab adalah orang – orang yang
memiliki pemikiran dan pemahaman yang benar. Mereka membuka pandangan dan
pemahaman yang benar. Mereka membuka pandangan untuk menerima ayat – ayat Allah
pada alam semesta. Mereka menghadap kepada Allah dengan sepenuh hati sambil
berdiri, duduk, dan berbaring. Maka terbukalah mata mereka dan menjadi
lembutlah pengetahuan mereka berhubungan dengan hakikat alam semesta yang
dititipkan Allah kepada manusia.
Rangkaian ayat ini dimuali dengan
membandingkan antara penghadapan hati kepada dzikrullah dan beribadah kepada
Allah dan ibadah kepada Allah pada waktu berdiri, duduk dan berbaring. Dengan
memikirkan penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam.
sehingga, perenungan dan pemikiran ini menempuh jalan ibadah.[4]
a) Pengertian Terapi Dzikir
Terapi dzikir adalah pengobatan
dengan cara mengingat Allah dalam keadaan apapun dan dimanapun agar kita memperoleh
ketentraman hati dan jiwa.
b) Pentingnya Terapi Dzikir
Dzikir dalam artian sempit adalah
mengingat Allah. Dengan mengingat Allah hati manusia akan merasa tentram,
tenang. Karena manusia sering khilaf dan sering terlena oleh godaan syetan,
maka dari itu manusia harus selalu mengingat Allah agar dia kembali ke jalannya.
Implikasi dari dzikir sendiri adalah
seperti tahmid, takbir, istighfar, tasbih, dan tahlil. Contohnya, jika manusia
mendapatkan musibah dari Allah, manusia dianjurkan untuk mengucapkan kalimat
“Innalilahi wa inailaihi rojiun” yang artinya Semua milik Alloh SWT dan akan kembali
pada-Nya. Anjuran itu mengingatkan manusia bahwasanya musibah datangnya dari
Allah untuk menguji hambanya, dan manusia haruslah bersabar manakala cobaan
tersebut sedang menimpanya.
2.
Terapi
Ibadah
ليْسَ
الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ
الْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ وَالْمَلٰئِكَةِ
وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيِّۦنَ
وَءَاتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ
ذَوِى الْقُرْبَىٰ وَالْيَتٰمَىٰ وَالْمَسٰكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ
وَفِى الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَوٰةَ وَءَاتَى الزَّكَوٰةَ وَالْمُوفُونَ
بِعَهْدِهِمْ إِذَا عٰهَدُوا ۖ
وَالصّٰبِرِينَ فِى الْبَأْسَآءِ وَالضَّرَّآءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ
أُولٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ
وَأُولٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ١٧٧
Artinya : "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
barat itu adalah suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
barang siapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, Ibnu sabil (musafir) dan orang-orangyang
meminta-minta, dan memerdekakan hamba sahaya (budak), mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat, dan orang-orang yang menempati janjinya ketika ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan dan penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa".
(Q.S. Al-Baqarah: 177)
(Q.S. Al-Baqarah: 177)
a.
Tafsir
Al – Maraghi
Iman kepada Allah adalah dasar dari semua kebajikan. Kenyataan ini
tidak akan pernah terbukti melainkan jika iman tersebut telah meresap ke dalam
jiwa manusia yang disertai dengan sikap tenang, taat, ikhlas, patuh, an tak
berputus asa ketika terkena musibah dan selalu bersyukur ketika mendapatkan
nikmat.
b.
Tafsir
Ibnu Katsier
Ayat ini meliputi
semua tujuan iman dan taqwa. Iman, percaya adanya Allah yang tiada Tuhan selain
Dia, dan hari kemudian, hari pembalasan atas amal yang kita lakukan di dunia.
Dan iman adanya malaikat sebagai makhluk Allah yang sangat taat. Iman kepada
kitab – kitab Allah. Kemudian hubungannya dengan manusia adalah dengan membantu
kerabat dan anak yatim, orang miskin, musafir, peminta – minta dan memerdekakan
budak.[5]
c.
Tafsir
Al – Muyassar
Kebaikan disisi Allah bukan dengan menghadap dalam shalat ke timur
atau ke barat, bila hal itu bukan atas dassar perintah dari Allah dan syariat –
Nya. Akan tetapi kebaikan bahkan seluruh kebaikan adalah beriman kepada Allah
dan mempercayai – Nya sebagai sesembahan yang sah semata tiada sekutu bagi –
Nya, beriman kepada hari kebangkitan, pembalasan dan para malaikat – malaikat,
kitab – kitab dan nabi – nabi Allah. Dia juga memberikan hartanya secara
sukarela sekalipun sangat memerlukannya kepada kerabat, anak – anak yatim yanag
membutuhkan, dimana bapak mereka wafat saat mereka belum mencapai usia baligh,
orang – orang miskin yang tidak mempunyai apa yang bisa menutup hajat kebutuhan
mereka, musafir – musafir yang membutuhkan yang jauh dari keluarga dan negeri
mereka. Serta orang – orang yang meminta
– minta yang etrpaksa melakukan karena terdesaak oleh kebutuhan. Dia juga
berinfak demi membebaskan budak dan tawaran perang, mendirikan shalat,
menunaikan zakat yang wajib, orang – orang yang memenuhi janji – janji mereka,
orang – orang yang sabar dalam keadaan msikin, sakit, dan dalam keadaan
peperangan yang dahsyat. Orang – orang yang mempunyai sifat – sifat diatas
adalah orang – orang yang menjaga dirinya dari azab Allah dengan menjauhi
kemaksiatan kepada – Nya.[6]
a)
Pengertian
Terapi Ibadah
Terapi ibadah adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara
melakukan sesuatu yang di Ridhoi oelh Allah baik dalam perkataan maupun
perbuatan. Ibadah sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu, maghdah dan ghairu
maghdah. contoh ibadah maghdah adalah bersedekah dan menolong sesama. Sedangkan
contoh dari ibadah ghairu maghdah adalah ibadah kepada yang ghaib seperti
shalat.
Dalam surah Al – Baqarah ayat 177 disebutkan bahwa menghadap ke
barat atau timur (kiblat) bukanlah kebajikan, yang disebut kebajikan adalah
ketika seseorang mempunyai iman dan mengimpikasikannya dengan perbuatan atau
tingkah laku, seperti shalat, sedekah, infak, memerdekakan budak dan menepati
janji apabila mereka berjanji dan menjauhi larangan – Nya.
Ibadah digolongkan menjadi dua macam, yaitu ibadah maghdah dan
ibadah ghairu maghdah. Contoh dari ibadah maghdah adalah bersedekah, menolong
sesama dll. Jadi bisa dikatakan, yang dinamakan ibadah maghdah itu adalah
ibadah yang tampak. Sedangkan ibadah ghairu maghdah adalah ibadah kepada yang
ghaib ( Allah). Contohnya adalah shalat. Pengaplikasian dari terapi dzikir
adlah shalat, sodaqoh, infaq, memerdekakan budak dan menepati janji.
3.
Terapi
Taubat
إِلَّا الَّذِينَ
تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولٰئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا
التَّوَّابُ الرَّحِيمُ :١٦۰
Artinya : kecuali mereka yang telah
taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap
mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha menerima taubat
lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah : 160)
a.
Tafsir Al – Maraghi
Ayat
ini mengandung nilai himbauan kepada orang – orang yang mempunyai kepekaan hati
dan takut kepada murka serta siksa Allah. Sehingga mereka mau bertaubat dan
meninggalkan seluruh perbuatan dosa yang pernah mereka lakukan. Ayat ini juga
mengandung berita gembira bagi orang – orang yang mau kembali ke jalan Allah,
sekalipun dosa yang mereka lakukan sangat banyak. Sebab, Allah akan tetap
mengampuni orang – orang yang bertaubat dan Allah membuka pintu taubat bagi
setiap orang yang akan kembali berbuat baik.[7]
b.
Tafsir Al – Muyassar
Kecuali orang – orang yang kembali dengan
bertaubat kepada Allah dari kesalahan – kesalahan mereka, memperbaiki apa yang
telah mereka rusak, menjelaskan apa yang mereka sembunyikan. Allah menerima
taubat mereka dan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah Maha menerima taubat
dari hamba – hamba Nya yang bertaubat kepada – Nya dan menyayangi mereka.
Karena Allah yang membimbing mereka untuk bertaubat dan menerimanya dari mereka.[8]
c.
Tafsir Ibnu Katsir
Dalam ayat ini terkandung pegertian bahwa orang
yang menyeru pada kekufuran atau bid’ah, apabila ia bertaubat kepada Allah
niscaya Allah akan menerima taubatnya. Sesungguhnya telah disebutkan umat –
umat terdahulu yang melakukan perbuatan seperti itu, taubat mereka tidak
diterima, karena sesungguhnya ini merupakan kekushuan bagi syariat Nabi pembawa
taubat.
a)
Pengertian Terapi Taubat
Terapi taubat adalah pengobatan yang dilakukan
dengan cara memperbaiki diri dan bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan/maksiat
tersebut.
Seperti yang dijelaskan oelh beberapa tafsir
diatas bahwa, Allah akan menerima taubat hamba – Nya meskipun dia sudah
melakukan dosa besar, sekalipun nyawanya sudah diujung tombak ( sakaratulmaut).
Dari penafsiran ayat – ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Allah sangat
menyayangi hamba Nya.
b)
Syarat – syarat taubat
Dalam surah Al – Baqarah ayat 160 dijelaskan
beberapa syarat taubat :
1.
Menyesal
Maksud dari kata menyesal disini adalah jika
seseorang berniat untuk taubat, maka hal yang pertama kali
harus dia lakukan adalah menyesali perbuatan yang
telah dia lakukan.
2.
Mohon ampun
Kemudian syarat yang kedua adalah dia harus memhon
ampun atas kesalahannya/perbuatannya kepada Allah.
3.
Berjanji tidak mengulangi perbuatan dosa
Maksudnya adalah jika seseorang berniat bertaubat
dia harus berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.
4.
Melakukan perbuatan baik
Setelah seseorang menyesali apa yang telah di
perbuat, memohon ampun kepada Allah swt dan berjanji tidak akan mengulangi
perbuatan tersebut, syarat selanjutnya adalah melakukan perbuatan baik.
Maksudnya adalah, sebisa mungkin dia harus selalu melakukan perbuatan baik agar
dia tidak melakukan perbuatan dosa.
C.
Tujuan Psikoterapi Islam
Menurut
psikodonamika tujuan psikoterapi adalah membuat sesuatu yang tidak sadar
menjadi sadar. Membantu klien menghidupkan kembali pengalaman – pengalaman yang
sudah lewat dan bekerja melalui konflik – konflik yang ditekan melalui
pemahaman intelektual.
Sedangkan tujuan
dari psikoterapi islam yaitu sebagai berikut :
a.
Memberikan
pertolongan kepada setiap individu agar sehat jasmaniyah dan
rohaniyah, atau sehat mental, spiritual dan moral, atau sehat jiwa dan raganya.
b.
Menggali
dan mengembangkan potensi esensial sumber daya insani.
c.
Mengantarkan
individu kepada perubahan konstruksi dalam kepribadian dan etos kerja.
d.
Meningkatkan
kualitas keimanan, keIslaman, keihsanan dan ketauhidan dalam kehidupan
sehari-hari dan nyata.
e.
Mengantarkan
individu mengenal, mencintai dan berjumpa dengan esensi diri, atau jati diri
dan citra diri serta dzat yang Maha Suci yaitu Allah Ta’ala Rabbal’Alamin.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Semua
manusia pasti mempunyai masalah. Entah manusia tersebut kaya atau miskin pasti
mereka mempunyai problematika kehidupan. Problematika tersebut harus mereka
selesaikan agar kehidupan mereka tenang dan tentram. Dalam psikologi islam ada
beberapa psikoterapi yang digunakan untuk menyelesaikan problematika manusia. Psikoterapi adalah pengobatan
pikiran, atau lebih tepatnya pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui
metode psikologis. Macam – macam psikoterapi islam yaitu sebagai berikut :
1.
Terapi dzikir adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara
mengingat Allah dimanapun dan kapanpun, agar kita memperoleh ketentraman hati
dan jiwa.
2.
Terapi Ibadah adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara
melakukan sesuatu yang di ridhoi Allah, baik dalam hal perkataan maupun
perbuatan.
3.
Terapi Taubat adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara
memperbaiki diri dan bertekad tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.
Dari ketiga terapi di atas kita bisa memilih
pengobatan untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Musthafa, Ahmad. Terjemah Tafsir Al – Maraghi.
1987. Semarang: Toha Putra
Hamka. Tafsir Al Azhar. 1986. Jakarta:
Panjimas
Ibnu Katsier. Tafsir Ibnu Katsier.
Surabaya: Bina Ilmu. 1993
Quthb, Sayyid. Tafsir Zhilalil Quran. 2000.
Jakarta: Gema Insani
Basyir, Hikmat. Tafsir Al Muyassar. 2011.
Solo: An Naba
Dahlan, Zaini. Quran Karim dan Terjemahan.
2014. Yogyakarta: UII Press
RAHAYU, Iin Tri. Psikoterapi perspektif Islam
dan psikologi kontemporer. 2009. Malang: Malang Press
[1] Iin Tri Rahayu,
Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontenporer (Malang: Press
Malang, 2009), hlm. 191
[2] Hamka, Tafsir
Al – Azhar (Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 1983), hlm. 195
[3] Ahmad Mustawa
Al – Maraghi, Terjemah Tafsir Al – Maraghi (Semarang, Cv. Toha
Putra:1986) hlm. 286
[4] As’ad Yasin, Terjemahan
Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 245
[5] Salim
Bahreisy, Terjemah Singkah Tafsir Ibnu Katsier (Bina Ilmu, 1993), hlm.
299
[6] Izzudin
Karimi, Terjemahan Tafsir Al – Muyassar (Solo: An – Naba, 2011), hlm.
105
[7] Ahmad Mustafa
Al – Maraghi, Terjemahan Tafsir Al – Maraghi (Semarang: CV. Toha Putra ,
1993) hlm. 51
[8] Izzudin Karimi,
Terjemahan Tafsir Al – Muyassar (Solo: An – Naba, 2011), hlm. 95
0 komentar: