Baca Bukumu, Jangan Gadgetmu !

20.23 Vivi Rinardi 0 Comments



Baca Bukumu, jangan Gadgetmu !

Membaca adalah suatu aktivitas sederhana yang bisa dilakukan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Aktivitas sederhana itu mempunyai segudang manfaat dan keuntungan bagi si pembaca. Membaca tidak melulu harus buku pelajaran. Buku non fiksi, cerpen, komik, artikel-artikel juga bisa menjadi pilihan untuk menjadi bahan bacaan.
Dalam islam membaca juga sangat dianjurkan. Seperti dalam surat yang pertama diturunkan yaitu QS. Al-Alaq. Karena pada zaman dahulu tidak ada manusia yang tahu tentang tulis menulis. Lantas malaikat jibril datang dengan membawa wahyu. Lalu beliau memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membacanya, tetapi Nabi enggan membacanya. Beliau terus mengatakan hal yang sama, sampai akhirnya beliau membacanya dan turunlah surat Al-Alaq ayat 1.[1]
Pada zaman dulu hampir semua orang membaca buku-buku, koran, majalah, komik dan kitab suci. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, kini semua yang ingin orang-orang baca sudah ada didalam genggaman, yaitu di gadget. Sebagian orang memilih membaca melalui smartphone/gadget karena lebih praktis dan tidak membuang-buang waktu.
Sebenarnya aktivitas membaca sampai saat ini masih banyak dilakukan oleh sebagian orang pada umumnya seperti pada zaman dulu. Namun, yang membedakan adalah tema yang dibaca. Bila zaman dulu sebagian orang cenderung membaca hal-hal yang bersifat nasional, bersejarah dan fakta. Sedangkan saat ini kebanyakan orang lebih suka membaca tentang berita-berita provokatif, dan berita-berita yang belum pasti kebenarannya. Faktor yang menyebabkan bedanya pembaca zaman dulu dan sekarang sangat banyak, salah satunya adalah era globalisasi.
Bagaimana cara mengembalikan aktivitas membaca buku melalui buku bacaan? Memang membaca melalui gadget lebih efesien dibandingkan membaca buku bacaan., karena bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Tetapi dampak yang ditimbulkan membaca melalui gadget sangat banyak. Salah satunya adalah kepala menjadi pusing, mata kering, mata tegang. Efek lainnya adalah seseorang yang sudah terlalu sering menatap gadget atau bahkan sudah menajdi rutinitas, orang  tersebut cenderung menyendiri dan jarang berkomunikasi dengan orang lain.
Bagaimana cara mengembalikan budaya baca melalui buku bacaan? Masalah ini bisa diatasi dengan adanya pelayanan BK baik di sekolah maupun di masyarakat. Peran  konselor disini harus mengubah mindset para siswa atau masyarakat  bahwa membaca melalui gadget itu bisa mengganggu psikologi seseorang, karena orang yang kecanduan gadget kebanyakan malah seperti orang yang autis.
Cara lain agar minat membaca buku bacaan meningkat adalah dengan mengadakan tempat bacaan yang menarik. Hal itu bisa menarik minat baca para masyarakat. Karena sebagian besar alasan orang yang malas membaca buku bacaan adalah tidak adanya ketersediaan buku bacaan, jadi mereka lebih memilih membaca melalui gadget. Karena praktis, ekonomis.
Membiasakan membaca sejak dini bisa menjadi langkah awal agar minat baca para penerus bangsa tetap terjaga. Bicara soal membiasakan, anak umur 6-12 tahun adalah usia yang tepat untuk membiasakan sesuatu, termasuk minat baca. Memang bukan hal mudah untuk menanamkan minat baca pada anak, tetapi hal ini harus dilakukan demi membangun generasi muda yang berkualitas untuk Indonesia kedepannya.




[1] http://rumaysho.com

You Might Also Like

0 komentar: